SELAMAT DATANG di semuaberkarya.blogspot.com

Sabtu, 30 Juni 2012

Kebencian Sebagian Salaf tentang Doa : ‘Ya Allah, Bebaskanlah Aku dari Neraka’


Ibnu Abid-Dun-yaa rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا سَيَّارٌ، حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ حَدَّثَنَا أَبُو عِمْرَانَ الْجَوْنِيُّ، قَالَ: " أَدْرَكْتُ أَرْبَعَةً مِنْ أَفْضَلِ مَنْ أَدْرَكْتُ، فَكَانُوا يَكْرَهُونَ أَنْ يَقُولُوا: اللَّهُمَّ أَعْتِقْنَا مِنَ النَّارِ، وَيَقُولُونَ: إِنَّمَا يُعْتَقُ مِنْهَا مَنْ دَخَلَهَا، وَكَانُوا يَقُولُونَ: نَسْتَجِيرُ بِاللَّهِ مِنَ النَّارِ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ النَّارِ "
Telah menceritakan kepada kami Haaruun bin ‘Abdillah : Telah menceritakan kepada kami Sayyaar : Telah menceritakan kepada kami Ja’far : Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Imraan Al-Jauniy, ia berkata : “Aku telah bertemu dengan empat orang dari kalangan seutama-utama orang yang pernah aku temui. Mereka membenci berdoa : ‘Allaahumma a’tiqnaa minan-naar (Ya Allah, bebaskanlah aku dari neraka)’. Mereka berkata : ‘Orang yang dibebaskan dari neraka adalah orang yang pernah memasukinya’. Akan tetapi mereka mengatakan : ‘Nastajiiru billaahi minan-naar wa na’uudzu billaahi minan-naar (Kami memohon perlindungan kepada Allah dari api neraka dan kami berlindung kepada Allah dari api neraka)” [Ash-Shamt no. 348].

Keterangan para perawinya adalah sebagai berikut :
1.     Haaruun bin ‘Abdillah bin Marwaan Al-Baghdaadiy, Abu Muusaa Al-Bazzaaz Al-Haafidh – terkenal dengan nama Al-Hammaam; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-10 dan wafat tahun 243 H. Dipakai oleh Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1014 no. 7284].
2.     Sayyaar bin Haatim Al-‘Anaziy, Abu Salamah Al-Bashriy; seorang yang shaduuq, namun mempunyai beberapa keraguan. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 200 H atau sebelumnya. Dipakai oleh At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 427 no. 2729].
Al-Qawaariiriy mengatakan bahwa ia tidak berakal, namun tidak berdusta. Ibnu Hibbaan menyebutkannya dalam Ats-Tsiqaat. Ibnu Ma’iin berkata : “Ia seorang yang shaduuq lagi tsiqah, tidak mengapa dengannya. Namun aku tidak menulis sedikitpun darinya”. Al-Fasawiy berkata : “Tidak setiap orang mengambil riwayat darinya. Tidaklah aku dulu meriwayatkan darinya”. Abu Ahmad Al-Haakim berkata : “Dalam haditsnya ada sebagian pengingkaran (manaakiir)’. Al-‘Uqailiy berkata : “Hadits-haditsnya diingkari, Ibnul-Madiiniy telah melemahkannya”. Al-Azdiy berkata : “Padanya terdapat pengingkaran”. Al-Haakim menshahihkan haditsnya dan berkata : “Adapun Abu Salamah Sayyaar bin Haatim Az-Zaahid, maka ia seorang ahli ibadah. Ahmad bin Hanbal banyak meriwayatkan hadits darinya”. Al-Mizziy rahimahullah mengatakan bahwa ia mempunyai riwayat yang sangat banyak dari Ja’far Adl-Dluba’iy [lihat : Al-Mustadrak 1/122, Tahdziibul-Kamaal12/307-308, dan Tahdziibut-Tahdziib 4/290].
3.     Ja’far bin Sulaimaan Adl-Dluba’iy, Abu Sulaimaan Al-Bashriy; seorang yang shaduuq, namun berpemahaman tasyayyu’. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 178 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 199 no. 950].
4.     Abu ‘Imraan Al-Jauniy, namanya adalah : ‘Abdul-Malik bin Habiib Al-Azdiy/Al-Kindiy – masyhur dengan kun-yah-nya; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-4, dan wafat tahun 128 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 621 no. 4200].
Diriwayatkan juga oleh Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 2/314 : Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Ja’far bin Hamdaan : Telah menceritakan kepadaku Sayyaar, dan selanjutnya seperti sanad di atas.
Asy-Syaikh ‘Aliy Al-Halabiy hafidhahullah mengatakan bahwa sanad riwayat tersebut jayyid.
Ath-Thahawiy rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ الْفَرْجِ، قَالَ: حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ عَدِيٍّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ عَاصِمٍ، قَالَ: كَانَ أَبُو وَائِلٍ يَكْرَهُ أَنْ يَقُولَ الرَّجُلُ: اللَّهُمَّ أَعْتِقْنِي مِنَ النَّارِ. وَقَالَ: إنَّمَا يَعْتِقُ مَنْ يَرْجُو الثَّوَابَ
Telah menceritakan kepada kami Rauh bin Al-Farj, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Yuusuf bin ‘Adiy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin ‘Ayyaasy, dari ‘Aashim, ia berkata : “Adalah Abu Waail membenci seseorang yang berkata : ‘Ya Allah, bebaskanlah aku dari neraka. Membebaskan itu hanyalah orang yang mengharapkan upah (dan Maha Tinggi Allah dari hal tersebut – Abul-Jauzaa’)” [Syarh Musykiilil-Aatsaar 4/358].
Keterangan para perawinya adalah sebagai berikut :
1.     Rauh bin Al-Faraj Al-Qaththaan, Abul-Zinbaa’ Al-Mishriy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqahke-11, lahir tahun 198 H, dan wafat tahun 282 H [Taqriibut-Tahdziib, hal. 330 no. 1978].
2.     Yuusuf bin ‘Adiy bin Zuraiq bin Ismaa’iil At-Taimiy, Abu Ya’quub Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 232 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1094 no. 7929].
3.     Abu Bakr bin ‘Ayyaasy bin Saalim Al-Asadiy Al-Kuufiy Al-Muqri’ Al-Hanaath; seorang yang tsiqah lagi ‘aabid, namun ketika beranjak tua, hapalannya berubah/jelek, dan kitabnya adalah shahih. Termasuk thabaqah ke-7, lahir tahun 95 H/96 H/100 H, dan wafat tahun 194 H atau dikatakan setahun atau dua tahun sebelum itu. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1118 no. 8042].
4.     ‘Aashim bin Bahdalah/Ibnu Abin-Nujuud Al-Asadiy Al-Kuufiy, Abu Bakr Al-Muqri’; seorang yang shaduuq, namun mempunyai beberapa keraguan (wahm). Termasuk thabaqah ke-6, wafat tahun 128 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 471 no. 3071].
5.     Abu Waail, namanya adalah : Syaqiiq bin Salamah Al-Asadiy Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-2, wafat pada pemerintahan ‘Umar bin ‘Abdil-‘Aziiz. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 439 no. 2832].
Al-Arna’uth berkata : “Sanadnya hasan”.
Orang yang mengatakan : Allaahumma a’tiqnii minan-naar (ya Allah, bebaskanlah aku dari neraka) – seakan-akan ia mengetahui dirinya termasuk ahli neraka yang kemudian keluar darinya. Atau minimal, ia menyangka dirinya dengan sangkaan yang buruk bahwa ia termasuk orang yang berhak masuk neraka, kemudian ia memohon kepada Allah agar membebaskan dirinya dari neraka.
Adapun perintah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah agar kita berdoa dengan sangkaan yang baik (kepada Allah ta'ala), penuh optimis mengharapkan surga, dan agar dijauhkan atau diberikan perlindungan dari (masuk ke dalam) neraka.
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ خُلَيْدٍ، قَالَ: نا أَبُو تَوْبَةَ، قَالَ: نا مُحَمَّدُ بْنُ مُهَاجِرٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنْ حَيَّانَ أَبِي النَّضْرِ، قَالَ: لَقِيتُ وَاثِلَةَ بْنَ الأَسْقَعِ، فقال: سمعت رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " قَالَ عَزَّ وَجَلَّ: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنَّ ظَنَّ خَيْرًا فَخَيْرٌ، وَإِنَّ ظَنَّ شَرًّا فَشَرٌّ "
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Khulaid, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Taubah, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin Muhaajir, dari Yaziid bin ‘Ubaidah, dari Hayyaan Abun-Nadlr, ia berkata : Aku berjumpa dengan Waatsilah bin Al-Asqa’, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Allah ‘azza wa jalla berfirman : ‘Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik, maka baik. Dan apabila ia berprasangka buruk, maka buruk” [Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath no. 401; shahih].
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ، اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ لِيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ، فَإِنَّهُ لَا مُكْرِهَ لَهُ "
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah, dari Maalik, dari Abuz-Zinaad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jangan salah seorang di antara kalian mengatakan (dalam doanya) : Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau berkehendak. Ya Allah, rahmatilah aku jika Engkau berkehendak’. Seharusnya ia bersungguh-sungguh dalam permintaannya/doanya, karena tiada sesuatu pun yang memaksa-Nya untuk berbuat sesuatu" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6339].
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ، عَنْ هِلَالِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " ......فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ، وَأَعْلَى الْجَنَّةِ.....
Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Shaalih : Telah menceritakan kepada kami Fulaih, dari Hilaal bin ‘Aliy, dari ‘Athaa’ bin Yasaar, dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “.....Apabila kalian memohon kepada Allah, maka mohonlah surga Firdaus, karena ia adalah surga yang letaknya paling tengah dan paling tinggi.....” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 2790].
حَدَّثَنَا حُجَيْنُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الْجَنَّةَ ثَلَاثًا، قَالَتْ الْجَنَّةُ: اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ اسْتَعَاذَ بِاللَّهِ مِنَ النَّارِ ثَلَاثًا، قَالَتْ النَّارُ: اللَّهُمَّ أَعِذْهُ مِنَ النَّارِ "
Telah menceritakan kepada kami Hujain bin Al-Mutsannaa : Telah menceritakan kepada kami Israaiil, dari Abu Ishaaq, dari Buraidah bin Abi Maryam, dari Anas bin Maalik, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang memohon kepada Allah surga sebanyak tiga kali, maka surga berkata : ‘Ya Allah, masukkanlah ia ke dalam surga’. Dan barangsiapa berlindung kepada Allah dari api neraka sebanyak tiga kali, maka neraka akan berkata : ‘Ya Allah, lindungilah ia dari neraka” [Diriwayatkan oleh Ahmad, 3/208].
Al-Arna’uth berkata : “Sanadnya shahih, para perawinya tsiqaat, termasuk para perawi Asy-Syaikhain, kecuali Buraid bin Abi Maryam. Al-Bukhaariy dan Ashhaabus-Sunan telah meriwayatkan darinya dalam Al-Adabul-Mufrad, dan ia seorang yang tsiqah” [selesai].
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ فِي سَفَرٍ فَأَسْحَرَ، يَقُولُ: سَمِعَ سَامِعٌ بِحَمْدِ اللَّهِ وَنِعْمَتِهِ وَحُسْنِ بَلَائِهِ عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ صَاحِبْنَا فَأَفْضِلْ عَلَيْنَا، عَائِذًا بِاللَّهِ مِنَ النَّارِ "
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shaalih : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Wahb, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku Sulaimaan bin Bilaal, dari Suhail bin Abi Shaalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila melakukan safar dan masuk waktu sahur, beliau berdoa : “semoga Allah mendengar pujian kami kepada-Nya, limpahan nikmat-Nya, dan baiknya cobaan yang diberikan kepada kami. Ya Allah, temanilah kami dan berikanlah karunia-Mu kepada kami’ – seraya meminta perlindungan kepada Allah” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 5086].
Al-Albaaniy rahimahullah berkata : “Shahih” [Shahiih Sunan Abi Daawud, 3/249-250].
أَخْبَرَنِي الْعَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، قَالَ: ثَنَا الأَوْزَاعِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَعَذَابِ الْقَبْرِ، وَمَنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمَنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ "
Telah mengkhabarkan kepada kami Al-‘Abbaas bin Al-Waliid, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku ayahki, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Al-Auzaa’iy, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Yahyaa bin Abi Katsiir, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Abu Salamah bin ‘Abdirrahmaan, ia berkata : Aku mendengar Abu Hurairah berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Berlindunglah kalian kepada Allah dari ‘adzab neraka, ‘adzab kubur, fitnah kehidupan dan sesudah mati, dan dari kejelakan Al-Masiih Ad-Dajjaal” [Diriwayatkan oleh Abu ‘Awaanah no. 2044; shahih].
عَنِ ابْنِ التَّيْمِيِّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ: " طُفْتُ مَعَ عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ عَمْرٍو، فَلَمَّا فَرَغْنَا مِنَ السَّبْعِ رَكَعْنَا فِي دُبُرِ الْكَعْبَةِ، فَقُلْتُ: أَلا تَتَعَوَّذُ؟ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ النَّارِ، ثُمَّ مَشَى، فَاسْتَلَمَ الرُّكْنَ
Dari Ibnu Taimiy, dari ‘Amru bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata : Aku pernah thawaf bersama ‘Abdullah bin ‘Amru. Ketika kami selesai dari tujuh putaran, kami rukuk di belakang Ka;bah. Aku bertanya : “Tidakkah engkau berdoa meminta perlindungan kepada Allah ?”. Ia berkata : “A’uudzu billaah minan-naar (Aku berlindung kepada Allah dari neraka)”. Kemudian ia berjalan lagi, lalu mengusap Rukun....” [Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq no. 9043; sanadnya hasan].
Wallaahu a’lam.
Mengambil faedah dari penjelasan Asy-Syaikh ‘Aliy Al-Halabiy hafidhahullah yang ada di :
[abul-jauzaa’ – sardonoharjo, ngaglik, sleman, yogyakarta, 01072012].

Hadits : “Bumi Ini Semuanya Merupakan Masjid (Tempat Sujud untuk Shalat) Kecuali Kuburan dan WC”


Dari Abu Sa’iid Al-Khudriy radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ
“Bumi ini semuanya merupakan masjid (tempat sujud untuk shalat) kecuali kuburan dan WC”.
Hadits ini ada dua jalan, yaitu maushul (bersambung sanadnya) dan mursal(terputus dengan gugurnya shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam). Berikut pembahasannya :
Riwayat Maushul (Bersambung) :
1.     Muhammad bin Ishaaq.
Diriwayatkan oleh Ahmad[1]3/83 no. 11784 : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin ‘Abdil-Malik : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salamah, dari Muhammad bin Ishaaq, dari ‘Amru bin Yahyaa bin ‘Umaarah, dari ayahnya, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “......(al-hadits)...”.
Riwayat ini lemah dengan sebab ‘an’anah Muhammad bin Ishaaq, sedangkan ia seorang mudallis. Adapuan perawi lainnya tsiqaat.
Ahmad bin ‘Abdil-Malik bin Waaqid Al-Harraaniy, Abu Yahyaa Al-Asadiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 221 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 94 no. 69].
Muhammad bin Salamah bin ‘Abdillah Al-Baahiliy, Abu ‘Abdillah Al-Harraaniy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 191 H. Dipakai Al-Bukhaariy dalam Al-Qiraa’ah, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 849 no. 5959].
Muhammad bin Ishaaq bin Yasaar Al-Madaniy, Abu Bakr/Abu ‘Abdilah Al-Qurasyiy; seorang yang shaduuq, namun sering melakukan tadliis. Termasuk thabaqah ke-5, dan wafat tahun 150 H atau setelahnya. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara mu’allaq, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 825 no. 5762].
‘Amru bin Yahyaa bin ‘Umaarah bin Abi Hasan Al-Anshaariy Al-Muzaaniy Al-Madaniy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-6, dan wafat tahun 140 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 748 no. 5174].
Yahyaa bin ‘Umaarah bin Abi Hasan Al-Anshaariy Al-Maaziniy Al-Madaniy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-3. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1063 no. 7662].
Abu Sa’iid Al-Khudriy, namanya adalah : Sa’d bin Maalik bin Sinaan bin ‘Ubaid bin Tsa’labah bin ‘Ubaid bin Al-Abjar Al-Anshaariy; salah seorang shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang mulia. Termasuk thabaqah ke-1, dan wafat tahun 63 H/64 H/65 H/74 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 371 no. 2266].
2.     Hammaad bin Salamah.
Ada 5 (lima) jalan periwayatan, yaitu :
a.      Yaziid bin Haaruun Al-Waasithiy.
Diriwayatkan oleh Ahmad[2]3/83 no. 11788, Ibnu Maajah[3]no. 745, Abu Ya’laa[4]no. 1350, Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa[5]2/434-435 no. 4272, dan As-Sarraaj[6]dalam Al-Musnad no. 501.
Yaziid bin Haaruun bin Zaadzaan As-Sulamiy, Abu Khaalid Al-Waasithiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-9, wafat tahun 206 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1084 no. 7842].
b.      ‘Abdush-Shamad bin ‘Abdil-Waarits At-Tamiimiy
Diriwayatkanoleh Ahmad 3/83 no. 11789.
‘Abdush-Shamad bin ‘Abdil-Waarits bin Sa’iid At-Tamiimiy Al-‘Anbariy At-Tanuuriy, Abu Sahl Al-Bashriy; seorang yang shaduuq, dan tsabt dalam hadits Syu’bah. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 207 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 610 no. 4108].
c.      Muusaa bin Ismaa’iil Al-Minqariy.
Diriwayatkanoleh Abu Daawud[7]no. 495.
Muusaa bin Ismaa’iil Al-Minqariy, Abu Salamah At-Tabuudzakiy Al-Bashriy, seorang yang tsiqah lagi tsabat. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 223 di Bashrah. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 977 no.6992].
d.      Hajjaaj bin Minhaaj Al-Anmaathiy.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hazm[8]dalam Al-Muhallaa 2/345.
Hajjaaj bin Minhaal Al-Anmaathiy, Abu Muhammad As-Sulamiy/Al-Barsaaniy Al-Bashriy; seorang yang tsiqah lagi mempunyai keutamaan. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 216 H/217 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah  [Taqriibut-Tahdziib, hal. 224 no. 1146].
e.      ‘Abdul-‘Aziiz bin Daawud Al-Harraaniy
Diriwayatkan oleh Abu Thaahir As-Silafiy[9]dalam Al-Masyaikah Al-Baghdaadiyyah no. 108.
Abdul-‘Aziiz bin Daawud Al-Harraaniy; seorang yang tsiqah [Al-Jarh wat-Ta’diil, 5/381 no. 1781].
Semuanya dari jalan Hammaad bin Salamah, dari ‘Amru bin Yahyaa Al-Anshaariy, dari ayahnya, dari Abu Sa’iid Al-Khudriy, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “..........(al-hadits).....”.
Hammaad bin Salamah bin Diinaar Al-Bashriy, Abu Salamah; seorang yang tsiqah, lagi ‘aabid, orang yang paling tsabt dalam periwayatan hadits Tsaabit (Al-Bunaaniy). Berubah hapalannya di akhir usianya. Termasuk thabaqah ke-8, wafat tahun 167 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara muallaq, Muslim, Abu Daawud, Ar-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 268-269 no. 1507].
3.     ‘Abdul-‘Aziiz bin Muhammad Ad-Daraawardiy.
Ada 5 (lima) jalan periwayatan, yaitu :
a.      Muhammad bin Yahyaa bin Abi ‘Umar Al-‘Adaniy.
Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy[10]no. 317 & dalam Al-‘Ilal[11]no. 113 dan dari jalannya Al-Baghawiy[12]dalam Syarhus-Sunnah no. 506.
Muhammad bin Yahyaa bin Abi ‘Umar Al-‘Adaniy; seorang yang shaduuq, akan tetapi Abu Haatim mengatakan bahwa ia mempunyai kelalaian. Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 243 H. Dipakai oleh Muslim, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 907 no. 6431].
b.      Husain bin Huraits
Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 317 & dalam Al-‘Ilal no. 113 dan dari jalannya Al-Baghawiy dalam Syarhus-Sunnah no. 506, Ibnu Khuzaimah[13]no. 791, dan Ibnul-Jauziy[14]dalam At-Tahqiiq no. 399.
Al-Husain bin Huraits bin Al-Hasan bin Tsaabit bin Quthubah Al-Khuzaa’iy, Abu ‘Ammaar Al-Marwaziy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 244 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 246 no. 1323].
c.      Sa’iid bin Manshuur Al-Khurasaaniy.
Diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy[15]no. 1430.
Sa’iid bin Manshuur bin Syu’bah Al-Khurasaaniy Abu ‘Utsmaan Al-Marwaziy; seorang yang tsiqah mushannif. Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 126 H/127 H/128 H/129 H. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 389 no. 2412].
d.      Al-Fadhl bin Dukain.
Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim[16]dalam At-Tasmiyyah no. 31.
Al-Fadhl bin Dukain – ‘Amru bin Hammaad bin Zuhair Al-Qurasyiy At-Taimiy Abu Nu’aim Al-Malaaiy Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah lagi tsabat. Termasuk thabaqah ke-9, lahir tahun 129/130 H, dan wafat tahun 218 H/219 H. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 782 no. 5436].
e.      Ibraahiim bin Muusaa At-Tamiimiy
Diriwayatkan oleh Al-Haakim[17]1/251 dan dari jalannya Al-Baihaqiy[18]2/435 no. 4274.
Ibraahiim bin Muusaa bin Yaziid bin Zaadzaan At-Tamiimiy, Abu Ishaaq Al-Farraa’ Ar-Raaziy; seorang yang tsiqah lagi haafidh. Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 220-an H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, At-Tirmidziy, Abu Daawud, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 117 no. 261].
Semuanya dari jalan ‘Abdul-‘Aziiz bin Muhammad Ad-Daraawardiy, dari ‘Amru bin Yahyaa bin ‘Umaarah, dari ayahnya, dari Abu Sa’iid, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “.........(al-hadits)......”.
Abdul-‘Aziiz bin Muhammad bin ‘Ubaid Ad-Daraawardiy, Abu Muhammad Al-Juhhaniy. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 186 H/187 H. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah. Ada beberapa komentar ulama tentangnya :
Mush’ab bin ‘Abdillah bin Az-Zubair berkata : “Maalik bin Anas mentsiqahkan Ad-Daraawardiy”. Ahmad berkata : “Ia seorang yang ma’ruuf sebagai seorang pencari hadits. Apabila ia meriwayatkan dari kitabnya, maka shahih. Namun bila ia meriwayatkan dari kitab-kitab milik orang lain, ada keraguan. Ia membaca kitab-kitab mereka, lalu keliru. Kadang ia membalikkan hadits ‘Abdullah bin ‘Umar, dimana ia meriwayatkannya (menjadi) dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar”. Yahyaa bin Ma’iin berkata : “Ad-Daraawardiy lebih tsabt daripada Fulaih bin Sulaimaan, Ibnu Abiz-Zinaad, dan Abu Aus. Ad-Daraawardiy kemudian Ibnu Abi Haazim”. Di lain riwayat ia berkata : “Tidak mengapa dengannya”. Di lain riwayat ia berkata : “Tsiqah hujjah”. Abu Zur’ah berkata : “Jelek hapalan. Kadang meriwayatkan dari hapalannya, ada sesuatu padanya, lalu ia keliru”. Abu Haatim berkata : “Muhaddits”. An-Nasaa’iy berkata : “Tidak kuat”. Di lain riwayat ia berkata : “Tidak mengapa dengannya. Adapun haditsnya yang berasal dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar adalah munkar”. Ibnu Sa’d berkata : “Tsiqah, banyak mempunyai hadits, melakukan beberapa kekeliruan” [Lihat : Tahdziibul-Kamaal, 18/187-195 no. 3470]. Ibnu Hibbaan memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat, dan berkata : “Sering keliru (yukhthi’)”. Al-‘Ijliy berkata : “Tsiqah”. As-Saajiy berkata : “Ia termasuk orang-orang yang jujur dan amanah, akan tetapi ia mempunyai banyak keraguan” [lihat :Tahdziibut-Tahdziib, 6/353-355 no. 680].
Al-Bardza’iy pernah berkata : Aku pernah bertanya lepada Abu Zur’ah : “Fulaih bin Sulaimaan, ‘Abdurrahmaan bin Abiz-Zinaad, Abu Aus, Ad-Daraawardiy, dan Ibnu Abi Haazim, mana di antara mereka yang lebih engkau senangi ?”. Ia menjawab : “Ad-Daraawardiy dan Ibnu Abi Haazim lebih aku senangi daripada mereka semua” [Suaalaat Al-Bardza’iy lembar 424-425]. Ya’quub bin Sufyaan berkata : “’Abdul-‘Aziiz di sisi penduduk Madiinah adalah seorang imam yang tsiqah” [Al-Ma’rifatu wat-Taariikh, 1/349].
Ibnu Hajar berkata : “Shaduuq, namun ia meriwayatkan dari kitab-kitab orang lain lalu keliru” [Taqriibut-Tahdziib, hal. 615 no. 4147]. Basyar ‘Awwaad dan Al-Arna’uth berkata : “Tsiqah” [Tahriirut-Taqriib, 2/371 no. 4119]. Abu Ishaaq Al-Huwainiy berkata : “Tsiqah” [Natslun-Nabaal bi-Mu’jamir-Rijaal, hal. 801-802 no. 1852]. Al-Albaaniy berkata : “Tsiqah” [Al-Irwaa’, 1/295].
Kesimpulannya : Ia seorang yang tsiqah yang sedikit mendapat kritikan di jurusan hapalannya. Khusus riwayatnya dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar mendapat pengingkaran sehingga dilemahkan sebagian ulama.
4.     ‘Abdul-Waahid bin Ziyaad.
Ada 5 (lima) jalan periwayatan, yaitu :
a.      Abu Mu’aawiyyah Al-Ghilaabiy.
Diriwayatkan oleh Ahmad[19]3/96 no. 11919.
Abu Mu’aawiyyah Al-Ghilaabiy namanya adalah : Ghassaan bin Al-Mufadldlal bin Mu’aawiyyah Al-Baghdaadiy; seorang yang tsiqah. Wafat tahun 217 H/219 H [Mu’jamu Syuyuukh Al-Imaam Ahmad fil-Musnad, hal. 286 no. 177].
b.      Musaddad bin Musarhad.
Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 495, Ibnul-Mundzir[20]dalam Al-Ausath no. 758, As-Sarraaj dalam Al-Musnad[21]no. 502, dan Al-Baihaqiy[22]dalam Al-Kubraa 2/435 no. 4273.
Musaddad bin Musarhad bin Musarbal bin Mustaurid Al-Asadiy Abul-Hasan Al-Bashriy; seorang yang tsiqah lagi haafidh. Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 228 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 935 no. 6642].
c.      Muhammad bin Yahyaa Adz-Dzuhliy.
Diriwayatkan oleh Ibnul-Mudzir[23]dalam Al-Ausath no. 3118,
Muhammad bin Yahyaa bin ‘Abdillah bin Khaalid bin Faaris bin Dzuaib Adz-Dzuhliy, Abu ‘Abdillah An-Naisaabuuriy; seorang yang tsiqah, haafidh, lagi jaliil. Termasuk thabaqah ke-11, lahir tahun 172 H, dan wafat tahun 258 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 907 no. 6427].
d.      Bisyr bin Mu’aadz Al-‘Aqadiy.
Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Ash-Shahiih no. 791 dan darinya Ibnu Hibbaan[24]dalam Ash-Shahiih no. 1699 & 2316.
Bisyr bin Mu’aadz Al-Aqadiy, Abu Sahl Al-Bashriy Adl-Dlariir; seorang yang shaduuq. Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 245 H. Dipakai oleh At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 171 no. 709].
e.      Abu Kaamil Al-Jahdariy.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan[25]dalam Ash-Shahiih no. 2321 dan Ibnu Hazm[26]dalam Al-Muhallaa 2/345.
Abu Kaamil namanya adalah : Fudlail bin Husain bin Thalhah Al-Bashriy, Abu Kaamil Al-Jahdariy; seorang yang tsiqah lagi haafidh. Termasuk thabaqah ke-10, lahir tahun 145 H, dan wafat tahun 237 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara mu’allaq, Muslim, Abu Daawud, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 785 no. 5461].
f.      Muusaa bin Ismaa’iil
Diriwayatkan oleh Al-Hakiim[27] dalam Al-Mustadrak 1/251.
Muusaa bin Ismaa’iil Al-Minqariy, Abu Salamah At-Tabuudzakiy Al-Bashriy, telah lewat keterangan tentangnya.
Semuanya dari ‘Abdul-Waahid bin Ziyaad : Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Yahyaa Al-Anshaariy, dari ayahnya, dari Abu Sa’iid Al-Khudriy, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “........(al-hadits).....”.
‘Abdul-Waahid bin Ziyaad Al-‘Abdiy, Abu Bisyr/’Ubaidah Al-Bashriy; seorang yang tsiqah, dan hanya haditsnya yang berasal dari Al-A’masy saja ada pembicaraan. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 176 H atau setelahnya. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah  [Taqriibut-Tahdziib, hal. 630 no. 4268].
5.     Sufyaan bin ‘Uyainah.
Diriwayatkan oleh Asy-Syaafi’iy[28]dalam As-Sunan Al-Ma’tsuurah 1/283 no. 179.
Sufyaan bin ‘Uyainah bin Abi ‘Imraan Al-Hilaaliy, Abu Muhammad Al-Kuufiy Al-Makkiy; seorang yang tsiqah, haafidh, faqiih, imaam, dan hujjah. Termasuk thabaqah ke-8, lahir tahun 107 H, dan wafat tahun 198 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 395 no. 2464].
Ibnu Hajar berkata : “tsiqah, haafidh, faqiih, imaam, dan hujjah. Akan tetapi hapalannya berubah di akhir umurnya…..” [At-Taqriib, hal. 395 no. 2464].
Perkataan Ibnu Hajar : “hapalannya berubah di akhir umurnya” ; maka perkataan ini bersumber pada riwayat yang dinisbatkan kepada Yahya bin Sa’iid Al-Qaththaan. Ia (Yahyaa) ia berkata : “Bahwasannya Sufyaan bin ‘Uyainah mengalami ikhtilath pada tahun 197. Barangsiapa yang mendengar darinya pada tahun itu atau setelahnya, maka samaa’ (hadits)-nya itu tidak ada apa-apanya/tidak shahih” [Tahdziibul-Kamaal, 11/196, tahqiq : Dr. Basyaar ‘Awwaad; Muassasah Ar-Risaalah, Cet. 1/1408].
Perkataan Ibnul-Qaththaan ini tidak benar. Bahkan Adz-Dzahabiy mengomentarinya sebagai riwayat yang munkar (yang disandarkan kepada Ibnul-Qaththaan), sebab Ibnul-Qaththaan meninggal pada bulan Shafar tahun 196 H. Lantas, bagaimana ia dapat bersaksi bahwa Ibnu ‘Uyainah mengalami ikhtilath pada tahun 197 ? [lihat penjelasan selengkapnya pada kitab Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 8/410].
Oleh karena itu, Ibnu ‘Uyainah adalah hujjah secara mutlak dalam hadits.
Asy-Syaafi’iy rahimahullah mempunyai 2 jalan riwayat dari Ibnu ‘Uyainah, yaitu maushul (sebagaimana jalan sanad ini) dan mursal. Jalan riwayat mursal adalah sebagaimana yang ia (Asy-Syaafi’iy) riwayatkan dalam Al-Musnad no. 69 & dalam Al-Umm 1/107 dan darinya Al-Baihaqiy dalam Ma’rifatus-Sunan wal-Aatsaar[29]no. 1285.
Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwasannya riwayat maushul Asy-Syaafi’iy dari Ibnu ‘Uyainah dalam kitab As-Sunan Al-Ma’tsuurah merupakan periwayatan Al-Muzanniy (dari Asy-Syaafi’iy), sedangkan riwayat mursalmerupakan periwayatan Ar-Rabii’ bin Sulaimaan Al-Muraadiy (dari Asy-Syaafi’iy). Manakah yang mahfudh ?.
Al-Muzanniy namanya adalah : Ismaa’iil bin Yahyaa bin Ismaa’iil bin ‘Amru bin Muslim Al-Muzanniy Al-Mishriy, Abu Ibraahiim. Abu Haatim berkata : “Tsiqah”. Ibnu Yuunus berkata : “Tsiqah”. Asy-Syaafi’iy berkata : “Penolong madzhabku”. Abu Ishaaq berkata : “Murid awal Asy-Syaafi’iy, zaahid, ‘aalim, mujtahid, mempunyai pandangan luas, ahli debat, dan peneliti”. Ibnu ‘Abdil-Barr berkata : “terdepan dalam madzhab Asy-Syaafi’iy, perkataannya, hapalannya, dan ke-itqaan-annya”.  Wafat tahun 264 H [lihat : Siyaru A’laamin-Nubalaa’ 12/492-497 no. 180 dan As-Sunan Al-Ma’tsuurah1/53-55 (turjumah Al-Muzanniy – pentahqiq)].
Ar-Rabii’ bin Sulaimaan bin ‘Abdil-Jabbaar bin Kaamil Al-Muradiy, Abu Muhammad Al-Mishriy Al-Muadzdzin, shaahibusy-Syaafi’iy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-11, wafat tahun 270 H. Dipakai oleh Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 320 no. 1904]. An-Nasaa’iy berkata : “Tidak mengapa dengannya”. Ibnu Yuunus dan Al-Khathiib berkata : “Tsiqah”.Abu Haatim berkata : “Shaduuq, tsiqah”. Al-Khaliiliy berkata : “Tsiqah, dan disepakati akan ketsiqahannya”. Maslamah bin Al-Qaasim berkata : “Ia termasuk murid senior Asy-Syaafi’iy. Disifati dengan kelalaian (ghaflah) yang sangat. Dan ia sendiri seorang yang tsiqah. Telah mengkhabarkan kepada kami tentangnya dari beberapa orang”. Yuusuf bin Yaziid berkata : “Penyimakan Ar-Rabii’ bin Sulaimaan dari Asy-Syaafi’iy tidaklah tsabt. Ia hanyalah mengambil dari kebanyakan kitab-kitab milik keluarga Al-Buwaithiy setelah meninggalnya Al-Buwaithiy” [tahdziibut-Tahdziib, 3/245-246 no. 473].
Dari informasi di atas diperoleh keterangan bahwa : Meskipun Ar-Rabii’ bin Sulaimaan disifati dengan ketsiqahan, namun sebagian ulama mengkritik sebagian riwayatnya dari Asy-Syaafi’iy, dan ia (Ar-Rabii’) disifati dengan ghaflah. Oleh karena itu, riwayat mursal tersebut dikhawatirkan termasuk di dalamnya, karena menyelisihi riwayat yang dibawakan oleh Al-Muzanniy dari Asy-Syaafi’iy (dalam As-Sunan Al-Ma’tsuurah).
Bisa juga mempunyai kemungkinan bahwa Ibnu ‘Uyainah memang mempunyai dua riwayat. Asy-Syaafi’iy rahimahullah berkata :
وَجَدْتُ هَذَا الْحَدِيثَ فِي كِتَابِي فِي مَوْضِعَيْنِ ؛ أَحَدُهُمَا مُنْقَطِعٌ، وَالْآخَرُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Aku dapati hadits ini dalam kitabku pada dua tempat. Salah satunya munqathi’ (terputus), dan yang lain dari Abu Sa’iid, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam” [Al-Umm, 1/107].
Wallaahu a’lam.
6.     Sufyaan Ats-Tsauriy.
Diriwayatkan oleh Ad-Daaruquthniy[30]dalam Al-‘Ilal 11/321 : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Al-‘Abbaas Al-Baghawiy dan Ismaa’iil Ash-Shaffaar, mereka berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Qilaabah : Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim : Telah menceritakan kepada kami Sufyaan, dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya, dari Abu Sa’iid, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “.....(al-hadits)....”.
Semua perawinya adalah tsiqaat, kecuali Abu Qilaabah. Abu Qilaabah, namanya adalah : ‘Abdul-Malik bin Muhammad bin ‘Abdillah bin Muhammad bin ‘Abdil-Malik Ar-Raqqaasyiy, Abu Qilaabah Al-Bashriy Adl-Dlariir Al-Haafidh (عبد الملك بن محمد بن عبد الله بن محمد بن عبد الملك الرقاشي ، أبو قلابة البصري الضرير الحافظ); seorang yang shaduuq, namun banyak keliru dan berubah hapalannya ketika tinggal di Baghdaad. Termasuk thabaqah ke-11, lahir tahun 190 H, dan wafat tahun 276 H. Dipakai oleh Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 626-627 no. 4238].
Abu Qilaabah telah idlthiraab dalam membawakan riwayat ini. Dalam riwayat Ath-Thuusiy dalam Mukhtashar Ahkaamil-Mustakhraj ‘alaa Jaami’ At-Tirmidziy no. 293, ia membawakan riwayat dari Abu Nu’aim, dari Ats-Tsauriy secara mursal. Selain itu juga, riwayatnya yang maushul di atas diselisihi oleh As-Sariy bin Yahyaa At-Tamiimiy, seorang yang shaduuq (sebagaimana dikatakan oleh Abu Haatim dalam Al-Jarh wat-Ta’diil, 4/285 no. 1225) yang meriwayatkan dari Abu Nu’aim, dari Ats-Tsauriy secara mursal. Oleh karena itu, jalan riwayat mashul Ats-Tsauriy ini syaadz. Al-Baihaqiy rahimahullah berkata :
حَدِيثُ الثَّوْرِيِّ مُرْسَلٌ، وَقَدْ رُوِيَ مَوْصُولا وَلَيْسَ بِشَيْءٍ
“Hadits Ats-Tsauriy adalah mursal. Dan telah diriwayatkan juga secara maushul, namun kualitasnya tidak ada apa-apanya (lemah)” [Al-Kubraa, 2/434].
Sufyaan bin Sa’iid bin Masruuq Ats-Tsauriy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, haafidh, faqiih, ‘aabid, imam, lagi hujjah. Termasuk thabaqah ke-7, lahir tahun 97 H, dan wafat tahun 161 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 394 no. 2458].
‘Amru bin Yahyaa mempunyai mutaba’ah dari ‘Umaarah bin Ghaziyyah. Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah[31]no. 792, Al-Baihaqiy[32]dalam Al-Kubraa 2/435 no. 4275, dan Al-Haakim 1/251; dari dua jalan (Musaddad dan Bisyr bin Mu’aadz) : Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al-Mufdldlal : Telah menceritakan kepada kami ‘Umaarah bin Ghaziyyah, dari Yahyaa bin ‘Umaarah Al-Anshaariy, dari Abu Sa’iid, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “.....(al-hadits)...”.
Al-Haakim mengatakan bahwa sanad riwayat ini shahih, dan memang seperti itulah keadaannya.
Bisyr bin Al-Mufadldlal bin Laahiq Ar-Raqaasyiy, Abu Ismaa’iil Al-Bashriy; seorang yang tsiqah, tsabat, lagi ahli ibadah. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 186 H/187 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 171 no. 710].
‘Umaarah bin Ghaziyyah bin Al-Haarits Al-Anshaariy Al-Muzaaniy Al-Madaniy; seorang yang dikatakan oleh Ibnu Hajar : ‘tidak mengapa dengannya’. Termasuk thabaqah ke-6, dan wafat tahun 140 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara mu’allaq, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 713 no. 4892]. Bahkan ia seorang yang tsiqah. Ahmad, Abu Zur’ah, Ad-Daaruquthniy, dan Al’Ijliy berkata : “Tsiqah”. Ibnu Ma’iin berkata : “Shaalih”. Dalam riwayat lain : “Tidak mengapa dengannya”. Abu Haatim berkata : “Haditsnya tidak mengapa, dan ia seorang yang shaduuq”. An-Nasaa’iy berkata : “Tidak mengapa dengannya”. Ibnu Sa’d berkata : “Tsiqah, banyak haditsnya”. Ibnu Hibbaan memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat. Begitu pula Ibnu Syaahiin memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat. Ibnu Hazm berkata : “Dla’iif” – dan pendla’ifan ini banyak dikritik para ulama, karena menyelisihi tatsiiq dari kalangan mutaqaddimiin [lihat : Tahdziibul-Kamaal, 21/258 (bersama catatan kaki muhaqqiq­-nya) no. 4195 dan Tahdziibut-Tahdziib, 7/422-423 no. 688].
Riwayat Mursal :
1.     Sufyaan Ats-Tsauriy.
Ada 5 (lima) jalan periwayatan, yaitu :
a.      Yaziid bin Haaruun Al-Waasithiy
Diriwayatkan oleh Ahmad 3/83 no. 11788, Abu Ya’laa dalam Al-Musnad no. 1350, dan Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 2/434-435 no. 4272.
b.      ‘Abdurrazzaaq bin Hammaam.
Sebagaimana yang ia riwayatkan dalam Al-Mushannaf-nya[33]no. 1582.
Abdurrazzaaq bin Hammaam bin Naafi’ Al-Humairiy Al-Yamaaniy, Abu Bakr Ash-Shan’aaniy; seorang tsiqah, haafidh, penulis terkenal, namun kemudian mengalami kebutaan sehingga berubah hapalannya di akhir umurnya. Termasuk thabaqah ke-9, lahir tahun 126, dan wafat tahun 211 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 607 no. 4092].
c.      Wakii’ bin Al-Jarraah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah[34]dalam Al-Mushannaf 2/153 no. 7648, Ibnu Maajah no. 745, dan Ibnu Abi Syaibah[35]2/379 no. 7656.
Wakii’ bin Al-Jarraah bin Maliih Ar-Ruaasiy, Abu Sufyaan Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, haafidh, lagi ‘aabid. Termasuk thabaqah ke-9, wafat tahun 196/197 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1037 no. 7464].
d.      Abu Nu’aim, Al-Fadhl bin Dukain .
Ath-Thuusiy[36]dalam Mukhtashar Ahkaamil-Mustakhraj ‘alaa Jaami’ At-Tirmidziy no. 293 dan Ad-Daaruquthniy[37]dalam Al-‘Ilal 11/321.
e.      Qabiishah bin ‘Uqbah As-Siwaa’iy.
Diriwayatkan oleh Ad-Daaruquthniy dalam Al-‘Ilal 11/321.
Qabiishah bin ‘Uqbah bin Muhammad bin Sufyaan As-Siwaa’iy, Abu ‘Aamir Al-Kuufiy; seorang yang shaduuq, namun kadang menyelisihi. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 215 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 797 no. 5548]. Bahkan ia seorang yang tsiqah, hanya saja para ulama mengkritik riwayatnya yang berasal dari Ats-Tsauriy, karena ia bertemu dengan Ats-Tsauriy masih kecil [Tahriirut-Taqriib, 3/177-178].
Semunya dari Sufyaan Ats-Tsauriy, dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “.........(al-hadits)....”.
2.     Sufyaan bin ‘Uyainah.
Diriwayatkan oleh Asy-Syaafi’iy dalam Al-Musnad[38]no. 69 & dalam Al-Umm[39]1/107 dan darinya Al-Baihaqiy dalam Ma’rifatus-Sunan wal-Aatsaar[40]no. 1285.
Telah lewat pembahasan tentang jalan riwayat ini.
Tarjih
At-Tirmidziy rahimahullah men-ta’liil hadits di atas dengan perkataannya :
حَدِيثُ أَبِي سَعِيدٍ قَدْ رُوِيَ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ مُحَمَّدٍ رِوَايَتَيْنِ، مِنْهُمْ مَنْ ذَكَرَهُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ يَذْكُرْهُ، وَهَذَا حَدِيثٌ فِيهِ اضْطِرَابٌ. رَوَى سفيان الثوري، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرْسَلٌ، وَرَوَاهُ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَوَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاق، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: وَكَانَ عَامَّةُ رِوَايَتِهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَأَنَّ رِوَايَةَ الثَّوْرِيِّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَثْبَتُ وَأَصَحُّ مُرْسَلًا
“Hadits Abu Sa’iid diriwayatkan dari ‘Abdul-‘Aziiz bin Muhammad (Ad-Daraawardiy) dengan dua jalur periwayatan. Di antaranya ada yang menyebutkan Abu Sa’iid, dan di antaranya ada yang tidak menyebutkan. Oleh karena itu, hadits ini terdapat idlthiraab (kegoncangan). Sufyaan Ats-Tsauriy meriwayatkan dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam secara mursal. Hammaad bin Salamah juga meriwayatkan dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya, dari Abu Sa’iid, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Muhammad bin Ishaaq juga meriwayatkan dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya. At-Tirmidziy berkata : Mayoritas riwayatnya adalah dari Abu Sa’iid, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, namun dalam riwayat ini ia tidak menyebutkan padanya dari Abu Sa’iid, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dan seakan-akan riwayat Ats-Tsauriy, dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam lebih tsabt dan lebih shahih, yaitu riwayat mursal” [Sunan At-Tirmidziy, 1/350-351].
كَانَ الدَّرَاوَرْدِيُّ أَحْيَانًا يَذْكُرُ فِيهِ: عَنْ أَبِي سَعِيدٍ. وَرُبَّمَا لَمْ يَذْكُرْ فِيهِ. وَالصَّحِيحُ رِوَايَةُ الثَّوْرِيِّ وَغَيْرِهِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ مُرْسَلٌ
“Ad-Daraawardiy kadang menyebutkan dalam sanadnya : ‘dari Abu Sa’iid’. Dan kadang tidak menyebutkannya. Dan yang shahih adalah riwayat Ats-Tsauriy dan selainnya, dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya secara mursal” [Al-‘Ilal Al-Kabiir, hal. 75-76 no. 113].
Ad-Daaruquthniy rahimahullah :
وَسُئِلَ عَنْ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامُ وَالْمَقْبَرَةُ ". فَقَالَ: يَرْوِيهِ عَمْرُو بْنُ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ، وَاخْتَلَفَ عَنْهُ، فَرَوَاهُ عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، وَالدَّرَاوَرْدِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ مُتَّصِلاً، وَكَذَلِكَ رَوَاهُ أَبُو نُعَيْمٍ، عَنِ الثَّوْرِيِّ، عَنْ عَمْرٍو، وَتَابَعَهُ سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ الْقَدَّاحُ، وَيَحْيَى بْنُ آدَمَ، عَنِ الثَّوْرِيِّ، فَوَصَلُوهُ، وَرَوَاهُ جَمَاعَةٌ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، مُرْسَلا، وَالْمُرْسَلُ الْمَحْفُوظُ
“Ad-Daaruquthniy pernah ditanya tentang hadits Yahyaa bin ‘Umaarah, dari Abu Sa’iid : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : ‘Bumi ini semuanya merupakan masjid (tempat sujud untuk shalat) kecuali kuburan dan WC’. Ia (Ad-Daaruquthniy) berkata : Diriwayatkan oleh ‘Amru bin Yahyaa, dan terdapat perselisihan darinya. Diriwayatkan oleh ‘Abdul-Waahid bin Ziyaad, Ad-Daarawardiy, dan Muhammad bin Ishaaq dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya, dari Abu Sa’iid secara bersambung. Dan begitu pula diriwayatkan oleh Abu Nu’aim, dari Ats-Tsauriy, dari ‘Amru; dan kemudian ia (Abu Nu’aim) diikuti Sa’iid bin Saalim Al-Qaddaah dan Yahyaa bin Aadam, dari Ats-Tsauriy – mereka semua menyambungkannya (maushul). Dan diriwayatkan oleh jama’ah dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya secara mursal. Dan riwayat mursal inilah yang mahfuudh” [Al-‘Ilal, 11/320-321].
Ad-Daarimiy berkata : “Hadits tersebut kebanyakan adalah riwayat mursal” [As-Sunan, 2/874].
Ketiga ulama di atas merajihkan riwayat mursal daripada yang maushul.
Ibnu ‘Abdil-Barr rahimahullah berkata :
ولو صح عنه عَلَيْهِ السَّلامُ أنه قَالَ: " الأرض كلها مسجد إلا المقبرة والحمام "، فكيف وفي إسناد هذا الخبر من الضعف ما يمنع الاحتجاج به
“Seandainya shahih dari Nabi ‘alaihis-salaam, bahwa beliau bersabda : ‘Bumi ini semuanya merupakan masjid (tempat sujud untuk shalat) kecuali kuburan dan WC’, maka bagaimana hal itu diterima sedangkan pada sanad hadits ini terdapat kelemahan yang menghalangi untuk berhujjah dengannya ?” [At-Tamhiid, 5/220-221].
Ibnul-Jauziy melemahkannya dengan alasan idlthiraab sebagaimana perkataan At-Tirmidziy rahimahumallah di atas :
وَأَمَّا حَدِيثُ أَبيِ سَعِيدٍ، فَمُضْطَرِبٌ، كَانَ الدَّرَاوَرْدِيُّ يَقُولُ فِيهِ تَارَةً، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، وَتَارَةً لَا يَذْكُرُهُ
“Adapun hadits Abu Sa’iid, maka mudltharib (goncang). Kadang Ad-Daraawardiy mengatakan dalam sanadnya : ‘dari Abu Sa’iid’, dan kadang tidak menyebutkannya” [At-Tahqiiq, 1/319].
Alasan idlthiraab juga dipakai oleh Al-Baghawiy dalam Syarhus-Sunnah no. 506.
Ibnul-Mundzir rahimahullah berkata :
رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ وَالدَّرَاوَرْدِيُّ وَعَبَّادُ بْنُ كَثِيرٍ كَرِوَايَةِ عَبْدِ الْوَاحِدِ مُتَّصِلا عَنْ أَبِي سَعِيدٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَوَى الْحَدِيثَ ثِقَةٌ أَوْ ثِقَاتٌ مَرْفُوعًا مُتَّصِلا وَأَرْسَلَهُ بَعْضُهُمْ يُثْبِتُ الْحَدِيثَ بِرِوَايَةِ مَنْ رَوَى مَوْصُولا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يُوَهِّنِ الْحَدِيثَ تَخَلَّفَ مَنْ تَخَلَّفَ عَنْ إِيصَالِهِ وَهَذَا السَّبِيلُ فِي الزِّيَادَاتِ فِي الأَسَانِيدِ وَالزِّيَادَاتِ فِي الأَخْبَارِ
“Hadits ini diriwayatkan oleh Hammaad bin Salamah, Ad-Daraawardiy, dan ‘Abbaad bin Katsiir seperti riwayat ‘Abdul-Waahid secara bersambuung (muttashil) dari Abu Sa’iid, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Apabila suatu hadits diriwayatkan oleh seorang yang tsiqah atau beberapa orang yang tsiqahsecara marfuu’ dan bersambung sanadnya, dan kemudian dimursalkan oleh sebagian yang lainnya; maka hadits itu ditetapkan berdasarkan riwayat orang yang meriwayatkan secara tersambung (maushul) dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Tidak melemahkan hadits tersebut orang yang menyelisihi akan kebersambungannya...” [Al-Ausath, no. 758].
Al-Bukhaariy rahimahullah berkata :
كَقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " جُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا "، ثُمَّ قَالَ فِي أَحَادِيثَ أُخَرَ: " إِلا الْمَقْبَرَةُ "، وَمَا اسْتَثْنَاهُ مِنَ الأَرْضِ، وَالْمُسْتَثْنَى خَارِجٌ مِنَ الْجُمْلَةِ
“Seperti sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : ‘Dijadikan seluruh bumi ini untukku sebagai masjid (tempat bersujud untuk shalat) dan alat untuk bersuci”, kemudian beliau bersabda dalam hadits yang lain : ‘kecuali kuburan (al-maqbarah)’. Dan segala sesuatu yang beliau kecualikan dari bumi. Maka sesuatu yang dikecualikan itu keluar dari keumumannya” [Al-Qiraa’ah, 1/45].
Hujjah Al-Bukhaariy di atas mengisyaratkan tashhiih-nya atas istitsnaa’(perkecualian) dalam hadits Abu Sa’iid radliyallaahu ‘anhu.
Hadits Abu Sa’iid tersebut telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibbaan, dan Al-Haakim rahimahumullah. Dishahihkan pula oleh Ibnu Taimiyyah dalam Syarhul-‘Umdah 4/425 dan Al-Albaaniy dalam Al-Irwaa’ 1/320. Dan inilah yang benar, insya Allah.
Alasan idlthiraab, maka ini tidak tepat, karena riwayat jama’ah yang maushul jelas lebih kuat dari pada riwayat Ats-Tsauriy yang mursal, sehingga bisa ditarjih. Apalagi dalam riwayat maushul tersebut, ‘Amru bin Yahyaa mempunyai mutaba’ah dari ‘Umaarah bin Ghaziyyah yang sanadnya shahih.
Setelah menyebutkan hadits di atas, Ibnul-Mundzir rahimahullah berkata :
وَفِي حَدِيثِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: " اجْعَلُوا فِي بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلاتِكُمْ، وَلا تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا "، أَبْيَنُ الْبَيَانِ عَلَى أَنَّ الصَّلاةَ فِي الْمَقْبَرَةِ غَيْرُ جَائِزٍ، وَقَدْ ذَكَرْتُ إِسْنَادَهُ فِي كِتَابِ الطَّهَارَةِ
“Dan dalam hadits Ibnu ‘Umar, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bahwasannya beliau bersabda : “Jadikanlah rumah-rumah kalian tempat bagi shalat-shalat kalian. Dan jangan menjadikannya sebagai kuburan’. Hadits ini merupakan penjelasan yang paling gamblang bahwa shalat di kuburan tidak diperbolehkan. Dan telah aku sebutkan sanadnya dalam kitab Thaharah” [Al-Ausath, no. 3118].
Asy-Syaafi’iy rahimahullah berkata :
وَبِهَذَا نَقُولُ
“Dengan hadits tersebut kami berpendapat” [Ma’rifatus-Sunan wal-Aatsaar, 2/255].
Ini saja yang dapat dituliskan.
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
Semoga ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’ – sardonoharjo, ngaglik, sleman – 30062012].


[1]      Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " كُلُّ الْأَرْضِ مَسْجِدٌ وَطَهُورٌ، إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ "
[2]      Riwayatnya adalah :
No. 11788 :
حَدَّثَنَا يَزِيدُ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ وَحَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ حَمَّادٌ فِي حَدِيثِهِ: عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، وَلَمْ يَجُزْ سُفْيَانُ أَبَاهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ ".
No. 11789 :
حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، فَقَالَ: عَنْ أَبِي سَعِيدٍ فِيمَا يَحْسَبُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
[3]      Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، وَحَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ "
[4]      Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، وَحَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ جَمِيعًا، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ حَمَّادٌ فِي حَدِيثِهِ: عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، وَلَمْ يُجَاوِزْ سُفْيَانُ أَبَاهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبُرَةَ وَالْحَمَّامَ "
[5]      Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَبُو الْحَسَنِ مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ دَاوُدَ الْعَلَوِيُّ، إِمْلاءً، أنبأ أَبُو حَامِدِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ الْحَافِظُ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الذُّهْلِيُّ، ثنا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أنبأ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ،عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، وَحَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ ".
حَدِيثُ الثَّوْرِيِّ مُرْسَلٌ، وَقَدْ رُوِيَ مَوْصُولا وَلَيْسَ بِشَيْءٍ، وَحَدِيثُ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ مَوْصُولٌ، وَقَدْ. تَابَعَهُ عَلَى وَصْلِهِ عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، وَالدَّرَاوَرْدِيُّ
[6]      Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ كَثِيرٍ الدَّوْرَقِيُّ، ثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَنَا حَمَّاد بْن سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةُ وَالْحَمَّامُ
[7]      Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ.ح وحَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَقَالَ مُوسَى فِي حَدِيثِهِ فِيمَا يَحْسَبُ عَمْرٌو: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلَّا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ "
[8]      Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَاهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَبِيعٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عُثْمَانَ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ خَالِدٍ، ثنا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، ثنا حَجَّاجُ بْنُ الْمِنْهَالِ، ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ "
[9]      Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ الْفَرَحُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْخَلَّالِ، إِمْلاءً، نَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ حَمْدَانَ الْقَطِيعِيُّ، إِمْلاءً، نَا أَبُو شُعَيْبٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحَسَنِ الْحَرَّانِيُّ، نَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ رَوَّادٍ الْحَوَّانِيُّ، نَا حَمَّادٌ، يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْحَمَّامُ وَالْمَقْبَرَةُ "
[10]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ وَأَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ "
[11]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ، وَأَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ، قَالا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ ". تَابَعَهُ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ،
قَالَ أَبُو عِيسَى: كَانَ الدَّرَاوَرْدِيُّ أَحْيَانًا يَذْكُرُ فِيهِ: عَنْ أَبِي سَعِيدٍ. وَرُبَّمَا لَمْ يَذْكُرْ فِيهِ. وَالصَّحِيحُ رِوَايَةُ الثَّوْرِيِّ وَغَيْرِهِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ مُرْسَلٌ
[12]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو عُثْمَانَ سَعِيدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الضَّبِّيُّ، أَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْجَرَّاحِيُّ، نَا أَبُو الْعَبَّاسِ الْمَحْبُوبِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو عِيسَى التِّرْمِذِيُّ، نَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ وَأَبُو عَمَّارٍ، قَالا: نَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ ".
وَرَوَاهُ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَذَا حَدِيثٌ فِيهِ اضْطِرَابٌ
[13]     Riwayatnya adalah :
أنا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ أَبُو عَمَّارٍ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، ح وَحَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، ثنا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى الأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ ".
[14]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ، قَالَ: أَنْبَأَنَا الْأَزْدِيُّ، وَالْغُورَجِيُّ، قَالَا: أَنْبَأَنَا ابْنُ الْجَرَّاحِ، قَالَ: أَنْبَأَنَا ابْنُ مَحْبُوبٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عِيسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّد، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ "
[15]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، أَنْبأَنَا سَأَلْتُهُ عَنْهُ، قَالَ: أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ ".
قِيلَ لِأَبِي مُحَمَّدٍ: تُجْزِئُ الصَّلَاةُ فِي الْمَقْبَرَةِ؟ قَالَ: إِذَا لَمْ تَكُنْ عَلَى الْقَبْرِ فَنَعَمْ، وَقَالَ: الْحَدِيثُ أَكْثَرُهُمْ أَرْسَلُوهُ
[16]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ صَالِحٍ الْوَزَّانُ، حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ، حَدَّثَنَا الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ "
[17]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّيْدَلانِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوبَ، أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ، عَنْ أَبِيهِ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ، وحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، أَنْبَأَ أَبُو الْمُثَنَّى، ثنا مُسَدَّدٌ، ثنا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، ثنا عُمَارَةُ بْنُ غَزِيَّةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ الأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ ".
هَذِهِ الأَسَانِيدُ كُلُّهَا صَحِيحَةٌ عَلَى شَرْطِ الْبُخَارِيِّ وَمُسْلِمٍ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ
[18]     Riwayatnya adalah :
فَأَخْبَرَنَاهُ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، أنبأ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّيْدَلانِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوبَ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ "
[19]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ الْغِلَابِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلَّا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبُرَةَ "
[20]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا مُسَدَّدٌ، ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ، ثنا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى الأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةُ وَالْحَمَّامُ "،
قَالَ أَبُو بَكْرٍ: رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ وَالدَّرَاوَرْدِيُّ وَعَبَّادُ بْنُ كَثِيرٍ كَرِوَايَةِ عَبْدِ الْوَاحِدِ مُتَّصِلا عَنْ أَبِي سَعِيدٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَوَى الْحَدِيثَ ثِقَةٌ أَوْ ثِقَاتٌ مَرْفُوعًا مُتَّصِلا وَأَرْسَلَهُ بَعْضُهُمْ يُثْبِتُ الْحَدِيثَ بِرِوَايَةِ مَنْ رَوَى مَوْصُولا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يُوَهِّنِ الْحَدِيثَ تَخَلَّفَ مَنْ تَخَلَّفَ عَنْ إِيصَالِهِ وَهَذَا السَّبِيلُ فِي الزِّيَادَاتِ فِي الأَسَانِيدِ وَالزِّيَادَاتِ فِي الأَخْبَارِ، وَكَثِيرٍ مِنَ الشَّهَادَاتِ وَمِمَّا يَزِيدُ ذَلِكَ تَأْكِيدًا وَوُضُوحًا الثَّابِتُ عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: " اجْعَلُوا فِي بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلاتِكُمْ "
[21]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثَنَا مُسَدَّدٌ، ثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ، ثَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامُ وَالْمَقْبَرَةُ
[22]     Riwayatnya adalah :
فَأَخْبَرَنَاهُ أَبُو الْحَسَنِ الْمُقْرِئُ، أنبأ الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، ثنا يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا مُسَدَّدٌ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ، قَالا: ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، ثنا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى الأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ "
[23]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ، قَالَ: ثنا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى الأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ "،
[24]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ خُزَيْمَةَ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى الأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلا الْحَمَّامَ وَالَمْقْبَرَةَ "
[25]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى السَّخْتِيَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ "
[26]     Riwayatnya adalah :
حدثنا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الطَّلْمَنْكِيُّ، ثنا ابْنُ مُفَرِّجٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوبَ الرَّقِّيُّ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو الْبَزَّارُ، ثنا أَبُو كَامِلٍ هُوَ الْجَحْدَرِيُّ، ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، ثنا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى الْمَازِنِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ ".
[27]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ، أَنْبَأَ مُحَمَّدُ بْنُ غَالِبٍ، ثنا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، ثنا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى الأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ ".
قَالَ تَابَعَهُ عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى
[28]     Riwayatnya adalah :
أَنْبَأَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ "
[29]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ، وَأَبُو زَكَرِيَّا، وأبو بكر، وأبو سعيد، قَالُوا: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا الرَّبِيعُ، قَالَ: أخبرنا الشافعي، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمُزَنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلا الْمَقْبَرَةَ، وَالْحَمَّامَ "
[30]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْعَبَّاسِ الْبَغَوِيُّ، وَإِسْمَاعِيلُ الصَّفَّارُ، قَالا: ثنا أَبُو قِلابَةَ، ثنا أَبُو نُعَيْمٍ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامُ وَالْمَقْبَرَةُ "
[31]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْفَضْلِ، ثنا عُمَارَةُ بْنُ غَزِيَّةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ الأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ
[32]     Riwayatnya adalah :
أَنْبَأَهُ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، ثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، أنبأ أَبُو الْمُثَنَّى، ثنا مُسَدَّدٌ، ثنا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، ثنا عُمَارَةُ بْنُ غَزِيَّةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ الأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ ".
[33]     Riwayatnya adalah :
عَنِ الثَّوْرِيِّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلا الْقَبْرَ وَالْحَمَّامَ "
[34]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، ثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ الْمَازِنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ، وَالْحَمَّامَ "
[35]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، ثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ الْمَازِنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ، وَالْحَمَّامَ "
[36]     Riwayatnya adalah :
نا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ مُحَمَّدٍ أَبُو قِلابَةَ، قَالَ: نا أَبُو نُعَيْمٍ، قَالَ: نا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " جُعِلَتْ لِي الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدًا وَطَهُورًا إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ "
[37]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ الْمُؤَذِّنُ، ثِقَةٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا السَّرِيُّ بْنُ يَحْيَى، ثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ، وَقَبِيصَةُ، قَالَا: ثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ
[38]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمَازِنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ "،
قَالَ الشَّافِعِيُّ: وَجَدْتُ هَذَا الْحَدِيثَ فِي كِتَابِي فِي مَوْضِعَيْنِ: أَحَدُهُمَا مُنْقَطِعٌ، وَالآخَرُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
[39]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمَازِنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ ". قَالَ الشَّافِعِيُّ: وَجَدْتُ هَذَا الْحَدِيثَ فِي كِتَابِي فِي مَوْضِعَيْنِ ؛ أَحَدُهُمَا مُنْقَطِعٌ، وَالْآخَرُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
[40]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ، وَأَبُو زَكَرِيَّا، وأبو بكر، وأبو سعيد، قَالُوا: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا الرَّبِيعُ، قَالَ: أخبرنا الشافعي، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمُزَنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلا الْمَقْبَرَةَ، وَالْحَمَّامَ "